Diprediksi Korut Bakal Miliki 242 Rudal Nuklir di 2027

Rabu, 14 April 2021

Gambar tak bertanggal ini dirilis dari Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi Korea Utara pada 16 September 2017, menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un sedang memeriksa latihan peluncuran rudal. Foto: France24

Detil.co,Washington - Korea Utara (Korut) di bawah kepemimpinan Kim Jong-un bertujuan untuk memberdayakan persenjataan nuklirnya dengan menambahkan 242 rudal nuklir dan lusinan rudal balistik antara benua dalam enam tahun ke depan.

Dilansir Sindonews.com, begitu laporan bersama oleh Asan Institute for Policy Studies dan Rand Corp di Santa Monica, California.

Laporan tersebut memperingatkan bahwa upaya dialog saja kemungkinan besar tidak akan efektif dalam mengurangi ancaman dari Korut, dan menyarankan langkah penyebaran senjata nuklir taktis di Korea Selatan (Korsel).

Karena kurangnya sarana politik dan ekonomi, serta keterbatasannya sebagai militer konvensional, Korut telah memfokuskan pada pengembangan senjata nuklir selama lebih dari 30 tahun.

Laporan tersebut mengatakan bahwa rezim Korut mengembangkan senjata nuklir sebagai alat untuk mencapai tiga tujuan.

"1) Memastikan kelangsungan hidup rezim dan mempertahankan kendali mutlak atas wilayahnya; 2) Mengejar penyatuan dengan Korea Selatan di bawah kepemimpinan Korea Utara, karena keberadaan Korea Selatan yang bebas dan makmur mengancam rezim; dan 3) menantang dominasi AS dan menghindari ketergantungan berlebihan pada China dengan menjadi kekuatan besar regional,” kata laporan itu seperti dikutip dari TRT World, Rabu (14/4/2021).

Setelah uji coba nuklir pertama pada tahun 2006, Korut terus meningkatkan kemampuan nuklir dan teknologi rudal balistik jarak jauhnya, terutama selama kepemimpinan Kim Jong-un saat ini.

Laporan tersebut memperkirakan bahwa Korut telah memperoleh 30-36 kg plutonium dan 175-645 kg uranium yang diperkaya pada 2019.

"Berdasarkan angka-angka ini, jumlah total senjata nuklir Korea Utara pada tahun 2027 akan menjadi antara 151 dan 242, di samping puluhan Rudal Balistik Antarbenua (ICBM) seluler," perkiraan laporan tersebut.

Dengan persenjataan nuklirnya, strategi Korut difokuskan pada pencegahan dengan pembalasan, serta memisahkan Amerika Serikat (AS) dari sekutu regionalnya, Korsel dan Jepang.

Korut akan meningkatkan ketegangan menjadi perang nuklir skala penuh yang akan menghancurkan Semenanjung Korea, serta kawasan Asia-Pasifik.

Selain itu, kediktatoran dapat menggunakan persenjataan nuklirnya tidak hanya untuk melawan pangkalan AS di kawasan Asia-Pasifik dan Jepang, tetapi juga di daratan Amerika.

Laporan itu menyarankan AS dan Korsel harus siap mengalahkan Korut.

"Sekutu harus menghancurkan dan menetralkan pangkalan nuklir dan rudal Korea Utara, fasilitas, serta fasilitas komando dan komunikasi untuk mencegahnya menggunakan rudal berujung nuklir," tulis laporan itu.

"Aliansi tersebut harus meningkatkan kemampuan intelijen yang melacak posisi senjata nuklir, rudal, dan kepemimpinan Korea Utara – termasuk Kim Jong-un – dengan meningkatkan dan secara organik menghubungkan satelit pengintai, pesawat, dan drone,” sambung laporan itu.

Selain itu, kecerdasan manusia harus digunakan untuk melampaui sumber yang berasal dari kecerdasan yang dikendalikan sensor.

Laporan itu juga menyarankan beberapa opsi strategis untuk menghalangi Korut, termasuk mendedikasikan senjata nuklir strategis AS dan platform nuklir untuk menargetkan Korut; mengerahkan rudal balistik jarak menengah AS yang direncanakan dengan senjata nuklir di dalam atau dekat Korsel; dan menyebarkan senjata nuklir taktis di Korea.***