Kedubes AS Sebut Taliban Eksekusi Beberapa Tentara Afghanistan yang Menyerah

Ahad, 15 Agustus 2021

Milisi bersenjata Taliban menduduki wilayah Ghazni, Afghanistan. Foto: REUTERS

Detil.co,Kabul - Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat (AS) di Kabul mengatakan bahwa mereka mendengar laporan tentang Taliban mengeksekusi beberapa tentara Afghanistan yang menyerah. Laporan itu diungkap ketika kelompok itu merebut belasan ibu kota provinsi dalam hitungan hari.

Dilansir Sindonews.com, Taliban telah menguasai kota Ghazni yang strategis, yang hanya berjarak 90 mil barat daya Ibu Kota Afghanistan, Kabul. Ghazni berada di jalan raya Kabul-Kandahar yang menghubungkan Kabul dengan basis kelompok militan tersebut di selatan negara itu. Taliban sekarang menguasai sekitar sepertiga dari 34 ibu kota provinsi di Afghanistan.

"Sangat mengganggu dan bisa merupakan kejahatan perang," kata Kedubes AS dalam komentarnya di Twitter soal laporan eksekusi terhadap para tentara tersebut.

"Jangan hapus pencapaian hak asasi manusia Afghanistan selama 20 tahun terakhir," lanjut Kedubes Amerika, seperti dikutip CBS News, Jumat (13/8/2021).

Pasukan Amerika Serikat dan sekutu NATO-nya terus melanjutkan persiapan untuk menarik diri sepenuhnya dari negara itu setelah dua dekade perang.

Sedangkan para pemimpin Taliban telah secara terbuka berjanji untuk bermurah hati dalam kemenangan, meyakinkan pejabat pemerintah, pasukan dan rakyat Afghanistan bahwa mereka tidak perlu takut karena petak negara yang semakin besar jatuh di bawah kendali mereka.

Namun warga Afghanistan yang membanjiri Kabul dan mereka yang masih berada di wilayah yang dikuasai Taliban mengatakan mereka telah menyaksikan serangan tak beralasan terhadap warga sipil dan eksekusi tentara yang ditangkap.

Selain itu, kata mereka, komandan Taliban telah menuntut masyarakat menyerahkan perempuan yang belum menikah untuk menjadi “istri” bagi milisi mereka. Menurut kelompok hak asasi manusia, itu merupakan bentuk kekerasan seksual.

Sementara itu, seorang juru bicara Taliban, Zabiullah Mujahid, membantah bahwa kelompok itu telah membunuh tahanan. Dia mengatakan tindakan seperti itu akan melanggar prinsip-prinsipnya.

Dia juga mengatakan tuduhan bahwa Taliban memaksa perempuan untuk menikah adalah tuduhan palsu, dan tindakan seperti itu akan bertentangan dengan aturan Islam dan melanggar tradisi budaya.

Pada hari Rabu, Mawlawi Abdul Qadir, seorang pejabat agama senior Taliban, mengatakan dalam sebuah pidato di Ibu Kota Provinsi Badakhshan yang baru direbut bahwa tentara pemerintah yang menyerah dan mengakui kejahatan mereka akan dapat hidup seperti seorang Muslim di bawah bendera Imarah Islam.

Pemegang Kontrol

Amerika Serikat menginvasi Afghanistan pada tahun 2001 dan membubarkan jaringan teroris al-Qaeda yang berbasis di Afghanistan, yang telah melakukan serangan 11 September 2001. Hal ini juga menggulingkan rezim Taliban yang memerintah negara itu di bawah hukum Islam fundamentalis dan telah menyembunyikan pendiri al-Qaeda Osama bin Laden dan pentolan al-Qaeda lainnya.

Di bawah pemerintahan Taliban, orang dapat dieksekusi di depan umum karena perzinaan atau anggota badan diamputasi karena pencurian. Anak perempuan dilarang pergi ke sekolah, dan musik serta tarian dilarang.

Seorang pejabat AS mengatakan kepada CBS News pada hari Rabu bahwa Taliban bisa 30 hari lagi untuk menekan Ibu Kota Afghanistan, Kabul, dan bahwa pemerintah Afghanistan bisa 90 hari lagi menuju kehancuran.

PBB mengatakan sedikitnya 1.000 warga sipil tewas dalam sebulan terakhir.

Ribuan orang telah berbondong-bondong ke Kabul, melarikan diri dari pertempuran. Mereka berkemah di ladang, taman, dan gudang yang ditinggalkan.

"Kami tidak punya uang untuk membeli roti atau membeli obat untuk anak saya," kata seorang pria berusia 35 tahun kepada BBC News setelah dia meninggalkan rumahnya di Kunduz ketika Taliban membakar rumahnya.

Militer Afghanistan memiliki kekuatan udara yang terbatas, sehingga Angkatan Udara AS diyakini akan melakukan beberapa serangan untuk membantu.

Utusan AS Zalmay Khalilzad bertemu di Doha dengan diplomat dari Rusia, Pakistan dan China dengan harapan bersama-sama memperingatkan Taliban bahwa mereka bisa menjadi paria internasional jika mereka tidak menghentikan serangan mereka.

Khalizad, seperti dikutip AP, juga berencana bertemu dengan pejabat Taliban dan perwakilan pemerintah Afghanistan.***