Diantar Tokoh Lintas Etnis, Dr drh H Chaidir MM Resmi Mendaftar ke KPU

Jumat, 05 Mei 2023

Diantar Tokoh Lintas Etnis, Dr drh H Chaidir MM Resmi Mendaftar ke KPU. Foto: Ist

Detil.co,Pekanbaru - Bakal Calon (Bacalon) Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Dr drh H Chaidir MM, resmi mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Riau, Jumat (5/5/2023).

Didampingi oleh istri, Hj Yulianti SH MH, H Chaidir diantar oleh mantan Walikota Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT, ratusan tokoh masyarakat lintas etnis diantaranya IKJR, IKMR, IKBR, MISURI, KKSS, KBB, serta para relawan lainnya.

Tiba dilaman sekitar pukul 10.20 WIB, H Chaidir serta rombongan disambut meriah dengan salah satu ciri khas Riau, yaitu kompang dan atraksi pencak silat.

Sebelum mendaftar ke KPU Riau, Mantan Ketua DPRD Riau yang saat ini merupakan Ketua Umum Forum Komunikasi Pemuka Masyarakat Riau (FKPMR), H. Chaidir ditepung tawari Ketua DPH LAMR, Datuk H. Seri Taufik Ikram Jamil, Syamsul Rakan Chaniago Tokoh Masyarakat Minang di Riau dan Mantan Hakim Agung di Mahkamah Agung RI, lalu Dr. H. Firdaus ST, MT mantan Wali Kota Pekanbaru.

Selanjutnya, Datuk HM Yunus, Kampriwoto Tokoh Masyarakat Jawa, Tokoh Ikatan Keluarga Batak Riau (IKBR) R Napitupulu, Achmad Hijazi Mantan Sekda Provinsi Riau serta tokoh-tokoh lainnya.

Dalam sambutannya Dr. H. Chaidir, mengatakan akan mencurahkan segenap perhatian terhadap masyarakat Riau jika kelak menjabat sebagai Anggota DPD RI dan akan berkolaborasi dengan seluruh wakil masyarakat Riau di Senayan untuk ‘menjemput’ dana dari Pemerintah Pusat.

“Kolaborasi akan menghasilkan inovasi. Ini yang akan kita bangun saat di senayan kelak demi kemajuan pembangunan di Riau khususnya,” ujarnya.

H. Chaidir bertekad memerankan diri sebagai “Inisiator dan Motor Penggerak Pentahelix Collaboration”, yang akan mensinergikan dan mengkoordinir wakil-wakil rakyat dapil Riau di Senayan maupun Kepala Daerah Riau berpadu memperjuangkan hak dan keadilan Riau agar terwujud percepatan pembangunan di Riau.

Menurut Chaidir, hak dan keadilan negeri Riau patut disuarakan lantang dan wakil-wakil rakyat Riau harus berjuang secara simultan di pusat kekuasaan negara, wakil-wakil rakyat Riau patut dan harus lebih proaktif mendobrak tembok kekuasaan negara.

Sebagaimana diketahui, Dr. drh. Chaidir, MM, maju sebagai Bacalon DPD memang
berangkat dari keprihatinan dan kepedulian terhadap kondisi Riau yang rakyatnya masih sangat jauh dari sejahtera dan makmur, serta masih tertinggalnya pembangunan daerah Riau.

Chaidir sendiri sudah dinyatakan mendaftarkan diri dan menyerahkan persyaratan dukungan minimal yang tersebar di 12 kabupaten dan kota se-Riau.

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Nasib Riau maupun kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Riau tak dapat hanya digantungkan pada kebijakan pemerintah pusat, tetapi akan ditentukan oleh rakyat Riau sendiri. Tersebab itu, saya sebagai anak jati Riau berazam berkhidmat pada negeri untuk menyuarakan dan memperjuangkan dengan sungguh-sungguh aspirasi rakyat Riau yang masih belum diperhatikan dan diberikan secara nyata oleh pemerintah pusat. Perjuangan tersebut akan efektif apabila kita melakukannya secara bersama-sama bersinergi dan berkolaborasi,” tutur Chaidir.

Provinsi Riau dibentuk didasari oleh keinginan untuk menentukan nasib sendiri, membangun Negeri Riau sesuai dengan budaya dan kearifan Melayu Riau.

Agar derap langkah pembangunan di Riau lebih cepat dan sejajar dengan provinsi-provinsi di Indonesia lainnya yang telah lebih dahulu maju dan berkembang. Kini telah 65 tahun usia Provinsi Riau, faktanya harapan dan cita-cita pendiri Provinsi Riau masih belum sepenuhnya terujud.

Dengan motto BERSAHAJA (Berpengalaman, Santun, Humanis, Jujur dan Amanah) yang merupakan cerminan pribadi keseharian, Chaidir mengusung pesan moral sekaligus misi bahwa Pemerintah Pusat hendaknya arif dan bijak memberikan keadilan bagi daerah-daerah di Indonesia, jangan sampai hanya tuntutan daerah-daerah yang bersuara radikal saja yang mendapatkan dan diberikan perhatian khusus, sedangkan daerah-daerah yang menyampaikan aspirasi secara santun dan tidak memberontak lalu diabaikan dan tak di dengar.

Budaya Melayu dan tunjuk ajar Melayu mengajarkan kesantunan akal budi sebagai karakter dan jati diri Riau, tegas Chaidir.

“Saya dengan kerendahan hati, mengajak dan sekaligus memohon restu serta dukungan kita semua untuk bersama memperjuangkan hak dan keadilan rakyat Riau, agar tujuan pembangunan untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat dapat terwujud, Riau menjadi negeri terbilang, gemilang dan cemerlang,” kata Chaidir.***