Indonesia Dinilai Bisa Jadi Kekuatan Baru Dorong Kemerdekaan Palestina

Orang-orang memegang bendera Palestina saat mereka berbaris dalam solidaritas untuk rakyat Palestina di tengah konflik yang sedang berlangsung dengan Israel selama demonstrasi di London, Inggris, Sabtu (15/5/2021). (AP Photo/Alberto Pezzali)

Detil.co,Jakarta - Indonesia saat ini bisa mengambil peran lebih sebagai kekuatan baru untuk mendorong kemerdekaan Palestina sebagai negara merdeka, di tengah melemahnya kekuatan kawasan Timur Tengah.

Yakni dengan mendorong proses konsolidasi dan rekonsilasi dua kekuatan politik utama di Palestina, yakni Fatah dengan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO)-nya di Tepi Barat dan Hamas di Gaza.

Dilansir Sindonews.com, hal tersebut dikatakan mantan Ketua Komisi I DPR RI Mahfuz Sidik dalam diskusi bertajuk 'Akankah Palestina Segera Merdeka' yang diselenggarakan Al Quds Volunteer Indonesia, Senin (17/5/2021) malam.

"Kalau kita ingin mempercepat kemerdekaan Palestina, maka kita harus mendorong rekonsiliasi dan konsolidasi kekuatan politik di Palestina untuk bersatu. Nah Indonesia mampu mengambil posisi itu," kata Mahfuz.

Sekretaris Jenderal Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia ini berpendapat bahwa kekuatan kawasan yang selama ini didominasi Liga Arab, kemudian juga Iran dan Turki sedang melemah, sehingga perhatian dan dukungan terhadap Palestina berkurang, termasuk soal pendanaan. Beberapa negara-negara yang tergabung di Liga Arab banyak terlibat konflik politik dan perang di kawasan.

Sementara itu, Iran masih dianggap musuh oleh sebagian negara arab karena paham Syiahnya, sedangkan Turki menghadapi tekanan politik dan ekonomi di dalam negerinya.

"Jadi Indonesia bisa mengambil peran lebih besar, basis politik kita jelas ada di konstitusi. Dari Presiden Soekarno hingga pemerintahan Jokowi (Joko Widodo), sikapnya jelas. Dukungan masyarakat juga sangat luas. Saat kekuatan di kawasan Timur Tengah melemah, peran Indonesia bisa semakin penting," tuturnya.

Dia berharap pemerintahan Jokowi wujudkan kemauan politik untuk mengambil peran lebih besar dalam mendorong kemerdekaan Palestina, meskipun jalannya tidak mudah.

"Indonesia bisa menjadi kekuatan baru yang bisa menyatukan politik pemerintahan di Palestina dan masyarakatnya. Kita sudah punya pengalaman kemerdekaan. Indonesia juga bisa menggalang dukungan 138 negara yang sudah mengakui negara Palestina melalui jalur diplomasi internasional," ungkapnya.

Adapun permasalahan mendasar saat ini di Palestina memang masih terjadi pembelahan. Tak hanya soal wilayahnya yang terbelah antara Tepi Barat dan Gaza, melainkan juga menyangkut soal pemerintahan otoritas palestina yang terbelah.

Dua kekuatan politik di Palestina antara PLO (Fatah) dan Hamas diharapkan bisa bersatu kembali untuk membentuk pemerintahan Palestina merdeka yang kokoh.

"Palestina harus mampu melewati itu. Itu prasyarat dasar menuju kemerdekaan yang berdaulat. Sekali lagi Indonesia bisa mengambil peran lebih besar di tengah melemahnya kekuatan kawasan timur tengah," ujarnya.

"Yaitu mendorong rekonsiliasi dan konsolidasi politik nasional di Palestina, lalu menggalang dukungan 138 negara yg sudah mengakui negara Palestina untuk memperjuangkan kemerdekaan penuh negara Palestina," pungkas Mahfuz.***


[Ikuti Detil.co Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar