Ngaku Dapat Bisikan, Pasutri di Pekanbaru Bunuh Anak Kandung

Petugas saat akan mengevakuasi jasad korban F usia . Foto: Ist3 tahun yang terbungkus kain panjang.

Detil.co,Pekanbaru - Mengaku dapat bisikan gaib, pasangan suami istri (pasutri), H (37) dan J (37), warga Perumahan Griya Cipta, Jalan Cipta Karya RT 3 RW 10 , Kelurahan Sialang Munggu Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru, Riau, diduga bunuh anak kandungnya F usia 3 tahun, Senin (17/2/2020), sekitar pukul 03.00 WIB dinihari.

Pembunuhan dilakukan dengan cara menyumpal mulut korban dengan lembaran kitab suci Al-Quran yang telah dirobek dan kemudian lembaran kitab suci itu dibakar hingga mengakibatkan korban meninggal dunia.

Tidak sampai disitu saja perbuatan keji yang dilakukan, yang tak lain oleh orang tua kandung korban. Usai korban tewas, kedua pelaku mengaku kembali mendapatkan bisikan gaib, melilit leher korban menggunakan besi hanger pakaian.

Seperti diungkapkan Kapolsek Tampan, AKP Juper Lumban Toruan kepada media, Senin (17/2/2020) pagi. 

"Sekitar jam 3 subuh anak ini dibunuh. Dengan alasan dapat bisikan. Kita dapat laporan dari masyarakat jam setengah 11 tadi," ungkap Juper Lumban Toruan, dikutip dari Koranmx.

Dari pengakuan pelaku, disampaikan Juper Lumban Toruan, selama ini ada sosok kuntilanak yang mengikuti dan merasuki tubuh istrinya. Pengakuan pelaku, yakni ayah korban, kuntilanak yang merasuki tubuh istrinya pindah ke tubuh anaknya. 

Kemudian ada bisikan yang membisikkan, untuk membunuh kuntilanak, dirinya mesti membunuh anak kandungnya tersebut.

"Yang membunuh ayahnya. Dia lakukan dengan alasan mematikan si kuntilanak ini, dengan cara dibunuh anak," jelas Juper. 

Sebelum dibunuh, korban dibekap lebih dulu dalam kamar. Sang Ayah membekap anak hingga tak berdaya, dan saat itu juga mulut korban disumpal menggunakan lembaran kitab suci Al Quran yang telah di robek-robek.

Pelaku pun membawa korban ke atas meja makan. Dengan posisi mulut tersumpal, pelaku kemudian membakar lembaran kitab suci Al Quran yang disumpal pada mulut korban hingga korban meninggal. 

"Sudah meninggal, dapat bisikan lagi. Katanya mayat anak ini akan dibawa pergi kuntilanak. Maka dari itu, dia ikat leher korban menggunakan besi hanger yang dililitkan pada leher korban," terang Juper. 

Lanjut diceritakan Juper, saat warga sekitar masuk ke dalam rumah pelaku, pelaku mengenakan pakaian putih bersama istrinya. Kedua pelaku hanya berdiam diri, dan juga didampingi kedua anak mereka yang lainnya. 

Saat itu korban dibaringkan, dengan posisi tengkurap tanpa mengenakan pakaian, leher terlilit besi hanger. Dan jasad korban ditutup dengan kain panjang. 

Guna proses hukum selanjutnya, pasutri ini digelandang ke Mapolsek Tampan. Sementara jasad korban dibawa ke rumah sakit Bhayangkara guna visum.

Sebelum terungkap, warga yang berada disekitar rumah yang dihuni pelaku, tepatnya di Blok L Nomor 8 merasa curiga. Pasalnya tidak ada aktifitas yang terlihat dari rumahnya. 

Diceritakan Endi (39), salah seorang warga sekitar, pelaku yang merupakan pasangan suami istri itu sudah terlihat tertutup dengan warga sekitar sejak empat hari belakangan. 

Rumah nya selalu tertutup rapat, begitu pun dengan pagar rumahnya. Penghuni rumah itu hanya beraktifitas didalam rumah tanpa berbaur dengan warga sekitar. 

"Sudah empat hari mereka mengurung diri. Pintu rumah dan pagar selalu terkunci, padahal mereka didalam," kata Endi. 

Warga yang sudah curiga kepada H dan A karena selalu mengurung diri sejak empat hari belakangan, dan pada Senin pagi sekitar pukul 10.30 WIB, warga berinisiatif ingin mengetahui kondisi mereka dalam rumah, dan akibat desakan dari adik pelaku, warga sekitarpun memaksa masuk lewat pintu belakang. 

"Adiknya juga sudah curiga, udah beberapa hari adiknya ngontrol kesini. Tapi gak bisa juga masuk. Mungkin karena firasat kali, dia desak kami untuk masuk saja," ujarnya. 

Namun, saat mereka masuk terlihat pasangan pasutri itu sedang berdiam diri seperti bersemedi. Posisi korban berada dibelakang mereka dengan kondisi tengkurap ditutup menggunakan kain. Pada leher korban juga terdapat kawat jemuran

Sementara itu, Anan salah seorang warga sekitar mengatakan, sebelumnya mereka selalu berbaur dan bersosialisasi dengan warga sekitar. Namun, sejak empat hari mereka terlihat menyendiri.

"Biasanya dia (pelaku) rajin ke masjid. Bersosialisasi sama masyarakat pun bagus. Kami juga kaget, mereka tiba-tiba seperti itu. Mereka punya tiga anak, yang besar SMP, yang nomor dua SD, dan yang kecil ini yang jadi korban," ujar Anan.(Detil.co/*)


[Ikuti Detil.co Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar