Sasar Amerika, Cina Gesa Produksi Rudal Nuklir

Cina uji coba senjata nuklir pertama kali 1964, mengagetkan banyak badan intelejensi Barat. Tiongkok memperoleh pengetahuan nuklir dari Soviet. Strategic-affairs.com/Tempo.co

Detil.co,Beijing – Agar dapat menyerang wilayah Amerika Serikat, militer Cina terus mengembangkan kemampuan teknologi rudal nuklirnya. Kini militer tengah percepat pembangunan kapal selam paling canggih, yang mampu meluncurkan rudal nuklir.

Dikutip dari Tempo.co, dua sumber dari militer Cina bercerita angkatan laut telah menguji coba rudal nuklir JL – 3 atau Julang, yang berarti Rudal Gelombang Besar.
Rudal nuklir ini bakal dipasangkan dengan kapal selam nuklir generasi terbaru.

“Rudal itu telah diluncurkan dari Teluk Bohai di Laut Kuning pada bulan lalu dengan hulu ledak mendarat di Gurun Gobi di Xinjiang,” begitu dilansir South China Morning Post pada Sabtu, 4 Januari 2020.

Tes terbaru ini menggunakan kapal selam nuklir Tipe 094 menurut seorang sumber. Ini berbeda dengan tiga uji coba pertama yang menggunakan kapal selam Tipe 032.

Namun belakangan, para perencana strategis militer Cina memutuskan untuk memasang rudal canggih itu dengan kapal selam terbaru yaitu Tipe 096. Proses ini membutuhkan waktu dua tahun.

Uji coba rudal JL-3 pertama kali dilaporkan oleh Washington Times pada Desember 2019. Sumber informasinya berasal dari pejabat di Pentagon, yang mengatakan rudal diluncurkan menjelang Natal atau pada 22 Desember 2019.

Aktivitas militer Cina ini terpantau oleh satelit AS dan alat deteksi intelijen lainnya.

Pengamat militer mengatakan tes rudal nuklir Cina ini merupakan respon terhadap langkah dari Presiden AS, Donald Trump, untuk menarget Cina, Rusia, dan Korea Utara, dalam strategi pencegahannya.

“Proses konstruksi kapal selam nuklir Tipe 096 belum selesai. Untuk percepatan pengembangan penuh rudal nuklir JL-3, uji coba rudal dan pembangunan kapal selam dilakukan secara terpisah,” kata salah satu sumber militer.

Menurut sumber yang meminta identitasnya dirahasiakan ini,”Secara teori, rudal nuklir JL-3 mampu menjangkau 10 ribu kilometer. Ini memenuhi target awal menembak wilayah AS dengan meluncurkan rudal itu dari daratan dekat pantai di Cina,” kata sumber tadi.

Secara terpisah, Reuters melansir, pemerintah AS ingin Cina ikut serta dalam pembicaraan senjata nuklir bersama Rusia. Ini karena senjata nuklir Cina diprediksi bakal bertambah dua kali lipat dalam sepuluh tahun mendatang. Rusia setuju melibatkan Cina meski tidak ingin memaksa negara itu ikut dalam proses pembicaraan. 

Beijing selama ini menolak ikut dalam perjanjian nuklir dengan AS karena beralasan senjata nuklirnya masih sedikit tidak seimbang dengan AS dan Rusia.***


[Ikuti Detil.co Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar