Varian Virus Corona, China: Tidak Perlu Panik

Foto: Ilustrasi/Sindonews

Detil.co,Beijing - Tidak ada tanda-tanda varian virus Corona baru akan memengaruhi dampak kekebalan dari vaksin yang baru saja diizinkan China untuk penggunaan publik. Hal itu diungkapkan seorang pejabat pengendalian penyakit Negeri Tirai Bambu itu.

Dikutip dari Sindonews.com, vaksinasi oleh perusahaan farmasi yang didukung negara, Sinopharm, telah disetujui pada hari Kamis kemarin. Persetujuan ini keluar sehari setelah berita kasus impor pertama varian COVID-19 yang menyebar di Inggris telah memasuki China.

“Tidak perlu panik,” kata Xu Wenbo, seorang pejabat di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China, di kepada stasiun TV pemerintah.

"Varian yang bermutasi, dibandingkan dengan varian mutasi sebelumnya sejauh ini tidak ada perubahan yang jelas dalam kemampuannya menyebabkan penyakit," tambahnya seperti dikutip dari Reuters, Jumat (1/1/2021).

Dia mengatakan tidak ada dampak dari varian COVID-19 terhadap efek kekebalan vaksin yang terdeteksi.

Varian yang oleh para ilmuwan Inggris dinamai " VUI - 202012/01 " mencakup mutasi genetik pada protein "spike", yang secara teoritis dapat menghasilkan penyebaran COVID-19 yang lebih mudah.

Xu menambahkan bahwa mutasi pada protein virus tidak akan memengaruhi sensitivitas sebagian besar tes COVID-19 buatan China yang menargetkan asam nukleat virus, yang membawa informasi genetik.

Mutasi baru COVID-19 yakniVUI-202012/01 yang lebih menular dan di luar kendali di Inggris telah membuat dunia panik. Saat ini, setidaknya lima negara telah mengkonfirmasi keberadaan strain VUI-202012/01. Denmark, Belanda, Australia, Italia dan Gibraltar telah mengkonfirmasi keberadaan strain bernama VUI-202012/01 ini. Ada juga laporan yang belum dikonfirmasi di Belgia bahwa setidaknya satu kasus telah terjadi di sana.

Di Asia, Singapura mengonfirmasi bahwa mutasi tersebut telah menginfeksi seorang pelajar berusia 17 tahun yang baru kembali dari Inggris.

Jepang juga mengaku telah menemukan 5 kasus pasien yang telah terinfeksi varian baru virus corona. Seorang pilot yang baru kembali dari Inggris merupakan salah satu di antaranya.

Mutasi virus COVID-19 tidak hanya terjadi di Inggris. Dua negara Afrika yaitu Afrika Selatan (Afsel) dan Nigeria juga melaporkan virus COVID-19 mutan. Berbeda dengan "saudaranya" di Inggris, virus COVID-19 mutan yang dikenal sebagai 501.V2 diduga menjadi pemicu peningkatan kasus penyakit yang menyerang pernapasan di negara itu.

Varian baru dari virus Corona baru yang menyebabkan penyakit COVID-19 juga muncul di Nigeria. Virus tersebut adalah garis keturunan terpisah dari Inggris dan garis keturunan Afsel.***


[Ikuti Detil.co Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar